Blog entry by ARYA WIBAWA BAYU LAKSITA
Tugas Pembentukan Karakter
Nama : Arya Wibawa Bayu Laksita
Kelas : EL 46 04
Nim : 1102223082
1. Wujudkan SDGs di Lingkungan Perguruan Tinggi
TUJUAN pembangunan berkelanjutan (TPB) atau sustainable development goals (SDGs) menjadi agenda global yang melibatkan 193 negara anggota PBB, termasuk Indonesia. TPB merupakan komitmen global yang terdiri atas 17 goals utama yang agendanya disepakati pada UN Conference on Sustainable Development 2012. Secara umum fokus goals itu untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi bumi atau lingkungan, serta memastikan pada tahun 2030 tercapai kesejahteraan dan kedamaian di dunia. Dengan demikian, hanya kurang dari delapan tahun TPB atau SDGs akan berakhir. Sebelum agenda SDGs ini disepakati, sejak 2000–2015 masyarakat dunia telah mengenal millennium development goals (MDGs). Agenda-agenda besar tersebut menjadi kesepakatan bersama secara global untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dunia.
Di tengah keterbatasan ini, perguruan tinggi hadir sebagai salah satu institusi penting dalam membantu mempercepat tercapainya ke-17 tujuan SDGs. Khususnya melalui penerapan tridarma perguruan tinggi, yaitu melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Di Indonesia sendiri, pemerintah melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kemen PPN/Bappenas) secara umum mengelompokkan ke-17 goals SDGs ini ke dalam empat pilar. Yaitu (1) Pilar pembangunan sosial; (2) Pilar pembangunan ekonomi; (3) Pilar pembangunan lingkungan; dan (4) Pilar pembangunan hukum dan tata kelola. Dalam rangka mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. Universitas Telkom sebagai lembaga Pendidikan Tinggi memiliki visi yang sejalan dengan tujuan pembangunan keberlanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), turut berpartisipasi dalam mewujudkan tujuan berkelanjutan melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Program ini mengajak mahasiswa di seluruh kampus Telkom University agar terlibat dan turun langsung membantu memberikan solusi terhadap masalah sosial masyarakat melalui inovasi digital yang aplikatif dan memiliki keterkaitan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) sehingga tercipta kemanfaatan sosial dan peningkatan ekonomi yang terukur. Rektor Telkom University sekaligus Ketua APERTI BUMN, Prof. Adiwijaya dalam sambutannya mengatakan, Innovillage sejalan dengan program Pemerintah yang merupakan salah satu inovasi di bidang pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa. “Program Innovillage ini diinisasi sejak dua tahun yang lalu, dan saat ini pelaksanaannya memasuki tahun ketiga. Program ini juga sejalan dengan gagasan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang diimplementasikan dan diadopsi pada sistem pembelajaran dalam kurikulum oleh perguruan tinggi.” kata Adiwijaya Di tengah-tengah acara juga hadir memberikan testimoni Prof. Panut Mulyono selaku Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI), Prof. Zainal Hasibuan selaku Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM), dan Teddy Indira Budiwan selaku Ketua Indonesia Career Center Network (ICCN).
Sebagai mana mestinya Telkom University menjadi Perguruan Tinggi berupaya menghasilkan output, baik hasil penelitian maupun hasil pengabdian masyarakat, yang diakui kontribusinya oleh internasional. Dan yang paling penting Tel-U berupaya keras untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi dan berdaya saing global. Kewirausahaan dan kreatifitas, yang secara eksplisit telah dijadikan spirit dan tema utama akan mewarnai seluruh perjalanan kemajuan di masa depan. Tel-U dikenal bukan hanya menghasilkan pemikir cerdas dan kritis, namun juga menghasilkan lulusan yang inovatif dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Tel-U mengembangkan dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik institusi nasional maupun internasional dengan Universitas dan Program Studi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, kurikulum, dan mutu lulusan Tel-U, sehingga memiliki ketrampilan dan kompetensi terbaik sesuai dengan bidangnya masing-masing. Selain riset, Telkom University juga menyediakan mata kuliah pembelajaran terkait pengembangan teknologi melalui matakuliah Pengenalan Teknik Elektro. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa serta meningkatkan atmosfer penciptaan inovasi yang mendukung pencapaian SDGs. Maka, bukan merupakan suatu hal yang baru lagi saat kita melihat charging station kendaraan listrik dengan mudah dapat ditemukan di jalan atau kompleks perumahan. Bahkan, sudah banyak hasil karya mahasiswa Tel-U yang dapat kita saksikan berupa mobil listrik dan lain sebagainya.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah itu semua sudah memberi dampak bagi lingkungan sekitar terhadap semua kontribusi nyata perguruan tinggi terhadap pencapaian SDGs? Jawabannya tentu belum. Namun, minimal sudah ada indikator-indikator penilaian dari aktivitas perguruan tinggi yang memiliki keterkaitan dengan agenda-agenda SDGs. Telah ada berbagai macam indikator untuk menilai kontribusi kampus terhadap pencapaian SDGs di Telkom University. Sedikitnya ada tiga kontribusi dan aksi nyata yang dapat dilakukan pemerintah Indonesia bersama perguruan tinggi. Pertama, dalam hal pendidikan. Perguruan tinggi harus memastikan bahwa materi tentang SDGs masuk dalam kurikulum kampus. Jika memungkinkan, program studi khusus tentang sustainability perlu dibuka. Kedua, joint research SDGs bersama pemerintah pusat dan daerah. Penelitian dari para pakar SDGs dapat ditindaklanjuti dengan menghasilkan kontribusi dan aksi nyata yang berdampak baik kepada masyarakat. Ketiga, pionir pengelolaan organisasi bernuansa SDGs. Perguruan tinggi dapat menjadi contoh tata kelola organisasi yang berorientasi pada SDGs. Dengan adanya kolaborasi ini, harapannya kontribusi perguruan tinggi di Indonesia terkait SDGs dapat maksimal. Tentunya hal itu juga harus ditunjang dengan kolaborasi internasional, terutama terkait dengan inovasi dan teknologi agar pencapaian tujuan SDGs dapat terealisasi pada tahun 2030.
Referensi :
· https://www.jawapos.com/opini/24/05/2022/aksi-nyata-perguruan-tinggi-mewujudkan-sdgs/
· https://telkomuniversity.ac.id/sdgs/
2. Kebhinekaan di Lingkungan Telkom University
Sebagai bangsa yang multikultur, Indonesia memiliki ribuan suku, bahasa daerah, dan kaya akan kebudayaan. Diantara keberagaman itu, ruang lingkup kampus menjadi salah satu miniatur yang cukup ideal untuk memperlihatkan kebhinekaan, terlebih mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Tel-U berasal dari hampir seluruh wilayah di Indonesia. Menurut saya sebagai insan yang baru menyandang predikat sebagai mahasiswa menjadi kewajiban esensi dan dinamika kehidupan masyarakat dalam lingkungan pendidikan tinggi, dalam rangka itulah sangat dibutuhkan proses pengenalan dan penyesuaian bagi para mahasiswa/i baru yang nantinya akan menjalani proses perkuliahan.
Wawasan nusantara ini adalah sebuah wawasan kebangsaan, yang mengajarkan kita bahwa bangsa ini terdiri atas bagian fisik dan non fisik. bagian non fisik tersebut meliputi manusia atau bangsanya itu sendiri, lokasi tempat tinggal, dan segala sumber daya yang dimiliki dimana mereka mendiaminya. Interaksi manusia dengan lingkungan tempat tinggalnya menentukan cara mereka dalam memandang sebuah masa depan, mulai dari mengambil keputusan, memenuhi keputusan hingga mempertahankan diri. Kampus, menjadi salah satu symbol dimana keberagaman itu berada. Dimana mahasiswa yang berkuliah berasal dari wilayah yang berbeda, tumbuh dan bergaul dalam budaya yang berbeda. Perbedaan inilah yang menjadikan kampus sebagai ajang merajut kebhinekaan, dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
Referensi :
3. Renewable energy di TelU
Perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam pengembangan sumber daya dan teknologi. Untuk mencapai world class campus perguruan tinggi juga perlu mempertimbangkan kampus ramah lingkungan atau eco-campus. Dengan kurikulum yang komprehensif, mahasiswa akan belajar melalui simulasi, eksperimen, dan prototyping teknik energi berbasis komputer. Mahasiswa akan belajar manajemen sumber daya pengolahan bahan baku, pembangkit listrik, efisiensi energi, dan konservasi. Siswa akan terlibat dalam proyek eksperimental dari skala percontohan hingga skala industri dan dilengkapi dengan kewirausahaan teknik melalui kursus manajemen energi dan uji coba pra-komersial.
Hal tersebut dapat dimulai dari gerakan hemat energi dengan menggunakan panel surya, adanya green building, dan berbagai biofuel yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Potensi biofuel ini sangat baik jika dapat dimanfaatkan oleh kampus bukan hanya untuk menghemat energi, namun juga untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam perancangan bangunan baru, Telkom Unoversity mengikut sertakan berbagai tenaga peneliti dan riset ahli untuk menciptakan perencanaan tekhnologi yang ramah lingkungan serta hemat energi.
Referensi :
· https://www.prasetiyamulya.ac.id/program-s1/s1-teknik-energi-terbarukan/
· https://www.ugm.ac.id/id/berita/21295-langkah-ugm-mewujudkan-green-campus-berbasis-energi-surya
4. Gerakan Lingkungan di TelU
Lingkungan menjadi tempat dimana manusia hidup dan beraktivitas. Oleh karena itu, lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia. Segala aktivitas yang berjalan dengan lancar dan baik salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan yang sehat akan memberikan dampak positif bagi manusia dan lingkungan yang kotor juga akan memberikan dampak negatif bagi manusia. Kampus merupakan tempat bagi para mahasiswa untuk menuntut ilmu dan melakukan berbagai aktifitas sehingga tak jarang mereka menjadikan kampus sebagai rumah kedua bagi mahasiswa. Maka dari itu, peran mahasiswa sangat dibutuhkan untuk menjaga dan menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, dan indah. Dengan lingkungan yang bersih dan sehat mahasiswa dan dosen bisa terhidan dari penyakit.
Maka dari itu, mulailah membuat perubahan dari diri sendiri, kemudian lakukan pendekatan dengan orang sekitar secara perlahan agar semua orang disektiar kita mau untuk menjaga lingkungan. Hal ini memang tidak mudah, namun kita bisa memberikan pemahaman-pemahaman kecil yang bisa merubah cara berpikir orang lain. Tidak harus menjadi orang besar untuk membuat sebuah perubahan yang baik untuk lingkungan di sekitar kita. Jadilah Mahasiswa dengan tingkat kepekaan terhadap lingkungan karena peninggalan terbaik kita kepada masa depan adalah lingkungan yang terjaga dan nyaman.
Referensi :
· http://metala.ukm.ums.ac.id/2020/09/peran-penting-mahasiswa-dalam-menjaga.html
5. Peraturan Penggunaan Kendaraan Bermotor di Telkom University
Semua mahasiswa di Kawasan kampus Telkom University sangat membutuhkan kendaraan bermotor untuk beraktifitas dan membutuhkan mobilitas untuk kemana-mana. Untuk para mahasiswa yang asrama pasti juga memerlukan kendaraan bermotor untuk pergi keluar lingkungan kampus. Akan tetapi kampus memiliki aturan tersendiri yang dimana setiap mahasiswa yang membawa kendaraan bermotor baik itu motor roda 2 atau mobil harus memarkirkan kendaraannya yang sudah disediakan. Namun disamping aturan itu terdapat banyak keluh kesah para mahasiswa, salah satunya dan mungkin paling banyak adalah insfrastruktur akses keluar masuk parkiran yang sudah mulai rusak, serta Ketika malam hari atau saat suasana gelap masih kurangnya penerangan di area parkiran.