Blog entry by ZAHRANI AYUDYA PUTRI
Kota Bekasi menjadi kota yang cukup terkenal sebagai kota 'transit' atau pula kota pendamping Jakarta. sebagai kawasan perkotaan yang terus berkembang, Kota Bekasi sangat berpotensi mengungguli kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Jakarta atau Bandung. Meski dari segi jumlah penduduk antara Kota Bekasi dengan kedua kota tersebut tidak terlalu jauh jaraknya, tetapi dari segi administrasi dan tata kelola kota, Bekasi masih sedikit mengalami keterlambatan. Seperti dimana saat tahun 2014 silam, Kota Bekasi menjadi puncak pembicaraan di dunia maya karena banyaknya permasalahan yang ada pada kota ini.
Yayat Supriyatnya, selaku Pengamat Tata Kelola Kota menilai bahwa "Jokes atau kata-kata plesetan tentang Bekasi merupakan kritik sosial yang disampaikan oleh masyarakat akibat dari tata kota Bekasi yang semakin tidak nyaman untuk dihuni"Kota Bekasi merupakan salah satu gerbang pintu masuk dan keluarnya lalulintas dari berbagai kota disekitarnya, hal ini dikarenakan letak Kota Bekasi yang strategis. Seperti yang kita semua tahu, Kota Bekasi secara geografis membentang pada posisi 106o48’28”-107o27’29” Bujur Timur dan 6o10'6-6o30'6 Lintang Selatan. Maka bisa dikatakan luas wilayah kota Bekasi mencapai 210,49 km2 yang membujur dari arah selatan yang berbatasan langsung dengan kabupaten Bogor dan kota Depok, sampai dari arah barat yang berbatasan langsung dengan provinsi DKI Jakarta.
Banyaknya pengendara dari berbagai kota disekitar kawasan Bekasi yang setiap harinya melintasi kota Bekasi tetapi tidak didukung oleh ketersediaan jalan, alhasil riuh kemacetan kerap mewarnai arus lalu lintas di Bekasi. Maka dari itu jika suatu kota menjadi lebih padat penduduknya, ketersediaan ruang terbuka juga otomatis berkurang sehingga inilah yang mempengaruhi kualitas udara di kawasan tersebut. Jika suhu udara yang dirasakan semakin panas, maka secara langsung dapat dikatakan bahwa tingkat polusi yang ada juga semakin melaju tinggi.
Transportasi memang menjadi aspek yang paling penting bagi manusia dalam menunjang keseharian atau bahkan keberhasilan suatu kota dibidang perekonomian dan pengembangan wilayah. Alat transportasi digunakan untuk memperlancar kegiatan penumpang atau masyarakat untuk beraktivitas. Alat transportasi dibedakan menjadi tiga yaitu transportasi darat, laut, dan udara. Setiap transportasi berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dengan fasilitas yang memadai agar penumpang puas terhadap jasa yang mereka rasakan dan mereka mau menjadi pelanggan. Pelayanan memberikan nilai tersendiri dimata penumpang supaya terjalinnya hubungan yang kuat antara pengguna jasa dengan perusahaan. Tjiptono dalam Zakaria (2013:2)
Maraknya penggunaan kendaraan pribadi kian melejit tinggi, hal ini pastinya mempunyai dampak yang sangat banyak bagi keberlangsungan hidup maupun tatanan kota. Hal ini menjadi salah satu permasalahan yang sering diresahkan oleh masyarakat, seperti halnya jalur khusus untuk transportasi tertentu yang disalahgunakan oleh pengendara lain, serta keugal-ugalan pengendara bermotor yang seenaknya menggunakan kecepatan tinggi sehingga tidak peduli dengan keselamatan pengendara lain. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa bekasi sering disebut sebagai planet panas.Dengan adanya intensitas pengendara pribadi yang melunjak dan didukung oleh beragam asal dari pengendara itu sendiri yang menjadikan kota Bekasi sebagai kota yang panas karena jumlah polusi yang terus meningkat setiap harinya.
Oleh karena itu, lebih disaranka lagi untuk pemerintah kota bekasi, terutama dalam bidang tatanan kota dan transportasi agar lebih ditambahkan jumlah transportasi publik agar masyarakat berkenan untuk menggunakan transportasi publik dibandingkan dengan transportasi pribadi. Mungkin dengan adanya program ini akan sedikit membantu mengembalikan udara jernih bebas polusi di kota Bekasi. Serta pemerintah kerap menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk menggunakan layanan transportasi umum untuk melakukan aktivitasnya. Selain itu pemerintah harus menyediakan transportasi umum yang mencukupi serta dapat menampung banyaknya masyarakat yang ada.
“Kita sudah ingin beralih menggunakan kendaraan umum tetapi karena jumlah yang di sediakan juga sedikit hingga harus berdesakan maka dari itu yang membuat kita berpikir dua kali dalam menggunakan kendaraan umum” komentar salah satu warga.
Dengan demikian Kota Bekasi membutuhkan kedua pihak antara masyarakat dan pemerintah untuk menyembuhkan penyakit polusi udara yang melanda kota ini. Tidak akan sempurna jika hanya satu pihak yang sadar akan kondisi kota Bekasi saat ini, harus ada pihak lainnya yang mendukung pemeliharaan kota Bekasi. Dengan demikian diharapkan untuk saling membantu dan memegang kewajiban agar kota Bekasi lebih sehat lagi.(Bandung, 05 Oktober 22')