Site blog
Berikut adalah jurnal mata kuliah Pendidikan Pancasila dan poster dari kelas gabungan IF-46-09 dan IF-46-10 yang berjudul Pentingnya Membangun Pendidikan Berkarakter Pancasila pada Generasi Muda di Era 5.0.
Makna Kebhinekaan di Telkom University
Rafiandi Aulia Sani
1102220179
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang terdiri dari ribuan pulau. Berbeda dari negara lainnya, setiap pulau atau wilayah di Indonesia memiliki keunikannya tersendiri, baik dari segi budaya, adat istiadat, kesenian, maupun bahasa. Indonesia juga terdiri dari berbagai suku bangsa yang di mana masyarakatnya boleh memeluk agama apapun yang mereka percayai. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang besar dan multikultural. Keberagaman ini akan menjadi modal sosial yang besar untuk membangun bangsa dan negara yang maju dan sejahtera.
Dari keberagaman yang banyak itu, terciptalah kata “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetap satu jua. Bhinneka Tunggal Ika ini menjadi semboyan bangsa Indonesia, tertulis pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila. Simbol tersebut diciptakan secara “khas” untuk bangsa Indonesia karena keragamannya akan suku, agama, ras, dan budaya.
Setiap manusia pasti membutuhkan pendidikan untuk keberlangsungan hidupnya. Dengan adanya pendidikan, manusia bisa mengeksplorasi banyaknya ilmu pengetahuan yang ada di dunia. Selain itu, pendidikan juga ternyata bisa menyatukan perbedaan. Karena pendidikan layak diterima oleh seluruh jenis kalangan, tidak memandang orang tersebut berasal dari suku, agama, atau apapun.
Telkom University sebagai Perguruan Tinggi Swasta terbaik di Indonesia, memberikan pelayanan Pendidikan yang berkualitas serta bertekad menjadi research dan entrepreneurial university yang bermanfaat untuk masyarakat, bangsa, dan dunia. Dengan ini, Telkom University menjadi salah satu universitas yang menerima mahasiswa dari berbagai provinsi di Indonesia. Mulai dari banyaknya jalur pendaftaran yang ada, seperti jalur Jalur Prestasi Akademik (JPA), beasiswa, jalur vokasi, jalur UTBK, jalur Ujian Tulis Gelombang (UTG), dan lain-lain, tentunya tidak hanya ditujukan untuk satu jenis golongan saja, melainkan dari berbagai suku, agama, dan budaya. Karena semua orang berhak mendapatkan pendidikan dan pelayanan yang baik.
Jadi, Telkom University memiliki mahasiswa berpotensi dari berbagai macam provinsi dengan suku, agama, dan budaya yang berbeda-beda. Tentunya menjadi tantangan yang besar untuk Telkom University terutama mahasiswanya dalam menyatukan dan memaklumi perbedaan tersebut. Perbedaan itu bisa berupa dari cara berbicara, cara berpikir, cara bersikap, cara menyelesaikan masalah, dan perbedaan lainnya. Kemudian, dikarenakan banyaknya mahasiswa yang berasal dari kota yang berbeda, bahkan dari pulau yang berbeda pula, mereka dituntut oleh keadaan lingkungan baru yang jauh berbeda dari asal mereka untuk menyesuaikan diri secepat mungkin.
Saya sebagai mahasiswa Telkom University mengalami perbedaan budaya, contohnya yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari saya. Saya memiliki beberapa teman dengan suku yang berbeda dari saya, perbedaan tersebut dapat dilihat dari cara mereka berbicara menggunakan bahasa yang lebih baku, yang di mana mereka memiliki aksen suku itu tersendiri. Sedangkan, saya sendiri menggunakan bahasa sehari-hari yang berbeda jauh dari bahasa mereka. Walau begitu, saya menemukan keunikan dan ciri khas salah satu budaya yang sering saya dengar, meskipun di awal belum terbiasa dengan perbedaan ini, tetapi lambat laun saya mulai terbiasa dengan keunikan itu sendiri. Dan sejauh ini, saya belum menemukan sisi negatif dari perbedaan tersebut. Justru menurut saya, dengan adanya kesadaran akan perbedaan yang terjadi itu membuat saya menjadi pribadi yang bisa lebih menghargai perbedaan-perbedaan yang beragam ini.
Saya ingat akan tugas mata kuliah Pembangunan Karakter beberapa minggu lalu, wali dosen saya memberikan tugas yang tidak seperti biasanya, beliau memerintahkan kepada para mahasiswa dari kelas saya, untuk melakukan pengambilan foto bersama 30 mahasiswa dari provinsi yang berbeda di Telkom University, yang di mana itu menjadi tantangan baru buat saya untuk menemukan orang-orang yang berasal dari provinsi yang berbeda-beda. Namun, dibalik kesulitan mencari siapa saja orang-orangnya, ternyata saya dapat mengambil suatu makna dari permintaan beliau. Saya dapat mengetahui bahwa Telkom University memiliki mahasiswa dari berbagai macam provinsi di Indonesia. Kemudian, saya juga menyadari akan minat dan tekad yang besar orang-orang tersebut untuk menetap di daerah yang jauh dari tempat asal, tentunya mereka akan sering menemukan banyaknya perbedaan dengan teman-teman baru mereka. Di suatu sisi, saya merasa salut kepada mereka yang berasal dari pulau yang berbeda━jauh dari Pulau Jawa. Namun semangat mereka dalam menggapai mimpi mereka sangatlah besar. Berhasil membuat saya termotivasi untuk ikut semangat dalam meraih mimpi di sini.
Tidak butuh waktu yang panjang untuk membuat saya sadar akan hadirnya perbedaan yang menyelimuti Telkom University. Sejauh yang saya tempuh, sama sekali belum menemukan sisi negatif dari perbedaan yang timbul ini. Tetapi, seperti yang saya katakan di atas, dengan perbedaan ini justru melahirkan sebuah rasa kekeluargaan yang hangat dan harmonis. Kami bisa belajar untuk menerima perbedaan itu sendiri, dan kami juga dapat melihat dengan jelas akan makna indah dibalik perbedaan yang tak terhitung jumlahnya. Sama seperti bangsa Indonesia yang memeluk hangat perbedaan, Telkom University juga berusaha untuk menciptakan generasi baru yang unggul dan berpotensi di bidangnya.
Lingkungan Telkom University
Hai teman-teman. Sebelumnya perkenalan dulu ya, nama saya Vincentius Artyanta Maheswara Purba dari jurusan S1 Teknik Elektro. Saya berkuliah di Telkom University, PTS nomor 1 di Indonesia. Pada kesempatan kali ini saya ingin membahas tentang lingkungan di sekitar Telkom University.
Telkom University dikenal sebagai PTS nomor 1 di Indonesia dan kampus yang menerapkan program kampus hijau. Walau begitu, menurut saya lingkungan di Telkom University masih sedikit belum terurus. Terlihat dari beberapa gedung yang fasilitasnya masih belum diperbaiki, sampah dan akses yang rusak. Tak bisa dipungkiri bahwa selama wabah Covid-19 merebak, kegiatan-kegiatan di Telkom University diberhentikan semerntara sehingga membuat beberapa gedung di kampus telkom ditinggalkan hingga ±2 tahun. namun menurut saya itu bukan merupakan alasan agar Telkom University mempersiapkan lingkungan kampus yang nyaman dan siap pakai untuk melakukan kegiatan belajar mengajar lagi nantinya.
Beberapa contoh kondisi lingkungan TelU yang akan saya bahas disini adalah mengenai sampah di lingkungan TelU dan jalan. Pertama, tentang sampah di TelU, saya sangat mendukung adanya program kampus hijau yang ada di TelU pada saat ini, namun dalam prakteknya, sampah terutama sampah plastik sangat berserakan di lingkungan kampus TelU. Sampah-sampah tersebut banyak ditemukan terutama di saluran air TelU. Terasa bahwa PTS nomor satu namun para siswanya sangat minim kesadaran akan buang sampah pada tempatnya. Saya melihat ketika hujan tiba, sampah di saluran air menumpuk jadi satu dan kadang membuat saluran tersebut tersumbat dan terkadang membuatnya menjadi bau.
Selanjutnya adalah jalan dan akses di TelU. Karena saya membawa motor dari Jogja ke TelU dan kebetulan karena saya asrama, saya memarkirkannya di depan sport center, saya merasakan juga lika-liku yang dirasakan oleh pembawa motor di TelU. Jalan yang hancur, sering terdapat genangan, parkiran yang terbuka. Saya rasa hal tersebut bukan merupakan hal yang sangat sulit bagi pihak TelU untuk setidaknya memperbaiki atau menambal jalan yang sudah rusak tersebut. Karena selain merusak motor hal itu juga bisa menimbulkan kecelakaan. Walau bukanlah suatu hal yang krusial tapi menurut saya pemasangan kanopi di area parkir TelU sangat membantu dan sangat saya dukung. Tidak perlu repot menyelimuti motor agar tidak kehujanan setiap hari, sedangkan motor yang kehujanan lama kelamaan bisa menjadi rusak. Namun sampai sekarang menurut saya hal tersebut masih belum ada rencana. Mengingat UKT yang setiap semester saya bayarkan berjumlah dua digit, saya terkadang heran kemana larinya uang saya tersebut, padahal beberapa infrastruktur yang ada di TelU belum segera diperbaiki lagi agar layak guna.
Dari beberapa kekurangan yang saya sebutkan di atas, setidaknya TelU masih memiliki kelebihan yang bisa diunggulkan. Seperti gedung TULT yang merupakan gedung unik sebagai ciri khas TelU, penggunaaan TUC sebagai pengganti kendaraan bermotor agar mengurangi emisi gas, dan area kampus yang luas. Selain itu pihak TelU juga sudah mulai memperbaiki beberapa sarana yang ada walau belum secara menyeluruh seperti trotoar yang sudah diperbarui dan tempat belajar dan berkumpul bagi mahasiswanya yang semakin banyak. Sekian dulu blog saya mengenai lingkungan TelU temen-temen, sampai jumpa lain waktu...
Telkom University adalah kampus swasta terbaik di Indonesia. Tentu kita sebagai anggota di lingkungan Telkom University sudah tahu, banyak mahasiswa dan dosen yang menggunakan kendaraan bermotor untuk berangkat ke lingkungan Telkom University, baik itu menggunakan motor, maupun menggunakan mobil. Sebagai mahasiswa seharusnya kita sudah mandiri dan tidak perlu diantar oleh orang tua lagi ke lingkungan Telkom University, apalagi jika jarak dari tempat tinggal kita, baik itu rumah maupun kos, terhitung cukup jauh dari lingkungan Telkom University. Namun ada juga penghuni asrama Telkom University yang memilih untuk membawa atau membeli kendaraan bermotor agar bisa menjangkau tempat-tempat yang diinginkan, karena memang jarak dari gedung asrama ke luar gate cukup menguras waktu dan tenaga.
Dengan banyaknya pengguna kendaraan bermotor di Telkom University, tentunya Telkom University membuat peraturan kepada para pengguna kendaraan bermotor. Peraturan tempat memarkirkan kendaraan bermotor misalnya, menurut saya Telkom sudah menegaskan peraturan ini dengan baik, dan juga para pengguna kendaraan bermotor di Telkom University menaatinya dengan baik.
Tapi ada peraturan membawa kendaraan bermotor yang sering dilanggar oleh mahasiswa. Mahasiswa Telkom University masih sangat banyak melanggar kewajiban tentang penggunaan helm dan batas muatan orang dalam satu motor. Padahal, menggunakan helm sangatlah penting dalam penggunaan kendaraan bermotor karena helm akan melindungi kepala dari benturan jika terjadi kecelakaan. Juga jika tumpangan melebihi dua orang, motor menjadi tidak seimbang dan berpotensi mengakibatkan kecelakaan jika motor jatuh.
Sebaiknya, Telkom University mempertegas peraturan tentang penggunaan helm kepada mahasiswa dan dosen Telkom University. Tujuannya adalah agar kita terhindar dari cedera yang sangat mungkin berakibat fatal, apalagi jika sudah cedera di bagian kepala, kemungkinan untuk kehilangan nyawa cukup besar. Begitu juga dengan aturan membawa dan menunjukkan KTM saat masuk dan keluar lingkungan Telkom University, agar keamanan di lingkungan Telkom University tetap terjaga dengan baik.
Mungkin sekian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Terimakasih sudah membaca karya saya, sampai jumpa di tulisan selanjutnya.
Referensi : https://bemfkbtelu.files.wordpress.com/2017/10/1507031346278.jpg
Haloo, perkenalkan nama saya Samuel Morachal Girsang dari jurusan S1 Teknik Elektro EL 46-03. Dalam blog ini saya ingin sedikit menyinggung tentang kebersihan toilet di Universitas Telkom. Disini saya mengambil salah satu gedung tempat pembelajaran mahasiswa Telkom yaitu GKU(Gedung Kuliah Umum). Jadi ceritanya saya sedang ada pembelajaran di GKU tepatnya di lantai 6. Pada saat itu saya izin ke toilet ke pengajar untuk buang air kecil. Saat saya tiba di toilet laki-laki di lantai 6 saya kaget karena ada banyak coretan-coretan graffiti di tembok-tembok dan saya juga mencium bau pesing di toilet tersebut. Mungkin juga di beberapa toilet yang ada di GKU atau yang lain kejadiannya seperti itu. Begitu pula dengan tombol untuk menyiram urinoir(Kloset berdiri) yang ada di kamar mandi laki-laki yang ada di gedung tersebut ada yang tidak berfungsi.
Jadi, saya ingin Universitas Telkom untuk menindaklanjuti hal ini demi kenyamanan dan keamanan Mahasiswa Telkom, dengan mengecat tembok toilet yang ada coretan di tiap tembok”nya agar terlihat lebih bagus dan untuk tombol air yang ada di urinoir di perbaiki supaya tidak bau pesing. Kepada Mahasiswa Telkom juga diberikan pelajaran supaya tidak lagi mencoret-coret fasilitas yang ada contohnya adalah toilet dan tidak lupa juga untuk menyiram setelah bak ataupun bab. Untuk gedung-gedung baru salah satu contohnya TULT agar kita jaga kebersihannya supaya kejadian seperti tadi tidak terulang atau terjadi lagi demi kenyamanan bersama. Singgungan ini bukan untuk menjelekkan Universitas Telkom tapi agar kita lebih sadar dan peduli terhadap kebersihan toilet. Karena kesadaran akan kebersihan itu penting.
Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan sebagai Mahasiswa Telkom terkait dengan kondisi kebersihan toilet yang ada di Universitas Telkom. Salam Sehat dan Terima Kasih.
Renewable Energy Telkom University
Telkom University merupakan PTS (Perguruan Tinggi Swasta) terbaik di Indonesia. Energi terbarukan (renewable energy) adalah energi yang berasal dari sumber-sumber alamiah seperti sinar matahari, angin, hujan, geothermal dan biomassa. Diketahui bahwa penggunaan sumber-sumber dari energi terbarukan selalu meningkat setiap tahunnya. Sehingga perlu adanya pengimplementasian energi terbarukan dalam lingkungan kampus Telkom University.
Adapun beberapa sumber energi terbarukan (Renewable Energy Resources (RES)) yang potensial dan ketersediaanya berlimpah di Indonesia yaitu: angin, geothermal, hydropower, surya, biomassa (biogas, biofuel padat dan biofuel cair).
Di Telkom University telah menggunakan energi terbarukan yaitu pembangkit listrik tenaga surya. Energi surya sendiri merupakan energi yang dihasilkan dari matahari dalam bentuk radiasi matahari. Teknologi yang digunakan untuk memanfaatkan energi surya antara lain photovoltaic, solar thermal, solar collectors dan solar thermal power. Dengan luas daratan efektif, yaitu daratan yang dapat memanfaatkan energi surya yang mencapai 1,7% luas daratan total Indonesia maka potensi energi surya di Indonesia sangat besar yaitu mencapai 4,80 kWh/m2/hari (Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, 2009).
Pembangkit listrik tenaga surya yang ada di Telkom University terletak di rooftop gedung Fakultas Teknik Elektro. Pembangkit Listrik ini memiliki kapasitas sebesar 6000 VA. Selain di gedung Fakultas Teknik Elektro, penggunaan pembangkit listrik tenaga surya ini juga terpasang pada gedung genset Fakultas Teknik. Penggunaan listrik tenaga surya juga digunakan pada lampu penerangan jalan umum, sudah lebih dari 70% PJU di Telkom University telah mennggunakan listrik tenaga surya. Hal ini pastinya dapat menurunkan konsumsi listrik PLN. Pada pengaplikasiannya, energi surya digunakan pula pada lampu jalan Telkom University. pada siang hari panel solar menyimpan energi untuk digunakan di saat hari telah gelap.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya memiliki kelebihan yaitu, tidak merusak lingkungan, mengurangi dampak globalisasi, dan tidak akan habis meski digunakan terus menerus. Adapun kekurangannya yaitu, biaya yang dibutuhkan untuk panel surya mahal dan panas matahari hanya ada di musim tertentu saja.
Referensi:
https://pse.ugm.ac.id/renewable-energy-resources-res/
Nama:
Tia Amanda
Kelas : EL-46-03
NIM: 1102223056
Halo! Perkenalkan nama saya Baiq Dyah Rahma Fitriany. Saya adalah mahasiswa baru Telkom University Fakultas Teknik Elektro dengan prodi S1 Teknik Elektro. Seperti dalam beberapa artikel yang ada, Telkom University adalah Perguruan Tinggi Swasta nomer 1 di Indonesia. Telkom University memiliki banyak sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan perkuliahan berbagai Fakultas dan Program Studi yang ada di dalamnya. Selain gedung-gedung perkuliahan umum dan fakultas yang ada, Telkom University memiliki fasilitas lain seperti Convention Hall, Bandung Techno Park, Open Library, Danau Galau, Student Center, Telkomedika, Sport Center, serta Gedung Asrama Putra dan Putri.
Dengan banyaknya gedung atau bangunan dan fasilitas yang ada di Telkom University, tentu saja Telkom University memiliki banyak keunggulan atau kelebihan dan tak luput dari kekurangannya pula. Contohnya adalah adanya Open Library atau perpustakaan yang terletak di antara gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Fakultas Komunikasi dan Bisnis. Salah satu fasilitas di Telkom University yaitu adanya tempat parkir untuk kendaraan bermotor.
Open Library adalah salah satu tempat yang bisa dijadikan tempat belajar. Akan tetapi, open library yang disediakan Telkom University juga memiliki kekurangan. Contohnya, jam operasional yang berlaku sangat terbatas. Open Library hanya beroperasional dari jam 08.00-16.00 WIB, sedangkan menurut saya dengan rentang waktu tersebut itu sangat kurang efisien dan fleksibel. Kenapa saya bisa bilang itu tidak fleksibel? Hal itu karena banyak mahasiswa dan mahasiswi Telkom University yang baru selesai kuliah lebih dari jam 16.00 WIB. Open Library juga tidak buka di hari sabtu dan minggu, padahal banyak mahasiswa atau mahasiswi yang baru punya waktu luang pada hari weekend dan ingin meminjam atau sekedar belajar di Open Library. Open library juga masih memiliki tempat yang terbatas. Dengan mahasiswa dan mahasiswi yang berjumlah kurang lebih 32 ribu orang, tempat tersebut tergolong kecil, meskipun tidak semua mahasiswa dan mahasiswi Telkom datang secara bersamaan.
Lalu perihal tempat parkir untuk sepeda motor, menurut saya tempat parkir yang disediakan Telkom University masih harus diperbaiki. Selain karena tempatnya yang hanya ada di depan gedung Open Library dan di depan Sport Center, jalanan atau jalur yang ada di dalam parkiran tersebut juga banyak yang rusak. Jalanan yang ada di dalam tempat parkir sepeda motor memiliki kerusakan yang cukup parah, seperti jalan berlubang, terdapat banyak tanah yang kalau hujan akan menjadi berlumpur. Kerusakan-kerusakan itu menyebabkan rawan kecelakaan dan tergelincir. Terutama pada saat malam hari, penerangan yang ada di tempat parkir sepeda motor sangat minim.
Dengan kekurangan-kekurangan yang ada, saya harap Telkom University dapat sedikit demi sedikit memperbaiki kekurangan tersebut demi keamanan dan kenyamanan bersama. Saya juga berharap agar Telkom University lebih memerhatikan lagi hal-hal kecil yang mungkin saja tidak terlalu terlihat. Karena jika dengan hal-hal kecil saja sudah diperbaiki, maka itu adalah langkah yang bisa diambil untuk perkembangan sarana dan prasarana lain yang ada di Telkom UniversSemakin bertambahnya kuota mahasiswa di Telkom University menjadi sebuah perhatian bagi kita selaku mahasiswa dan jajaran pengajar dalam memandang akses kendaraan yang berada di dalam lingkungan kampus. Seperti halnya sistematis dalam membawa kendaraan bermotor yang memasuki area kampus,ada sebagian wilayah yang dibatasi untuk kendaraan bermotor yang mana membuat lingkungan kampus lebih tersusun dan rapih, dari ribuan mahasiswa banyak sekali mahasiswa membawa kendaraan bermotor yang menyebabkan parkiran penuh dan membludak, khususnya pada tempat parkir yang terletak di depan asrama.Terkadang ada juga mahasiswa yang sengaja berparkiran di area kantin putra dikarenakan parkiran penuh.
Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada parkiran depan asrama khususnya pada tempatnya yang masih terbuka, untuk menutupi kendaraan yang parkir dari hujan maupun panasnya sinar matahari sebaiknya parkiran diberi atap sebagai pelindung kendaraan yang berparkiran, jika hujan turun parkiran menjadi becek karena belum parkiran belum seluruhnya dicor atau diaspal. Untuk tempat parkir outdoor, tempat yang paling laris dan banyak diincar adalah tempat yang teduh. Baik itu terlindungi oleh pohon maupun naungan lainnya yang membuat area di bawahnya lebih sejuk dan terlindungi dari cuaca. Kendaraan yang diparkir di tempat yang teduh tidak akan kepanasan dan mengurangi resiko air hujan, bagian interior kendaraan juga tidak panas sehingga ketika penumpang masuk tidak terlalu merasa gerah. Namun hati-hati memarkir di bawah pohon saat hujan turun dengan lebat karena ada resiko pohon tumbang yang bisa membahayakan keselamatan.
Fasilitas parkir bertujuan untuk memberikan tempat istirahat kendaraan dan menunjang kelancaran arus lalu lintas, untuk penggunaan kendaraan bermotor di area Telkom University sebaiknya lebih ditertibkan lagi dalam hal menaruh kendaraan secara tertib dan tidak sembarangan. Upaya ini dilakukan untuk ketertiban penggunaan kendaraan dan diperlukan tempat parkir yang efisien,yaitu tempat yang strategis agar pengendara tidak perlu berjalan jauh lagi untuk ke suatu gedung, untuk menghindari kendaraan dari panas dan hujan agar memberi atap pada area parkir yang ada, dan diberi tempat untuk penitipan helm upaya mengamankan helm dari kehilangan atau kehujanan.
Kebhinekaan diberi pengertian/makna dengan mengadaptasi konsep multikulturalisme, yaitu adanya kesediaan untuk menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa mempedulikan perbedaan budaya, etnik, jender, bahasa, ataupun agama. Seperti yang terdapat pada semboyan negara kita yaitu Bhineka Tunggal Ika yang tertulis pada lambang negara yaitu burung garuda. Bhineka Tunggal Ika sendiri memiliki arti “berbeda beda tetapi tetap satu”. Frasa Bhineka Tunggal Ika berasal dari kitab sutasoma yang dikarang oleh Mpu Tantular pada abad ke-14.
Tak bisa dipungkiri Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak no 4 di dunia. Tak hanya jumlah penduduk yang besar Indonesia juga kaya akan sumber daya alam dan budaya. Indonesia memilik 37 provinsi dan setiap provinsi memiliki keanekaragaman budaya masing masing. Mulai dari perbedaan suku, agama, adat istiadat, bahasa dan lainnya. Dengan ada nya perbedaan ini bukanya membuat Indonesia terpecah, malah perbadaan ini yang menjadikan Indonesia negara yang kuat dan menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan karna di landasi oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan ini juga menimbulkan rasa toleransi yang tinggi bagi masyarakat dan membuat masyarakat menghargai perbedaan.
Di Telkom University sendiri, kita tahu bahwa banya mahasiswanya yang memiliki latar belakang suku,ras,agama,dan budaya yang berbeda. Karna Telkom University merupakan kampus swasta terbaik di Indonesia, jadi mahasiswanya berasal dari seluruh provinsi di Indonesia. Tak hanya dari Indonesia, ada juga mahasiswa Telkom University yang berasal dari manca negara yang justru memiliki kultur budaya yang sangat jauh berbeda dengan Indonesia. Maka dari itu pemahaman tentang nilai nilai kebhinekaan dan bhineka tunggal ika sangat penting bagi mahasiswa di Telkom University. Agar menciptakan kehidupan yang harmonis dan saling menghargai di lingkungan Telkom University. Jika sudah timbul sikap saling menghargai maka rasa persatuan dan kesatuan akan muncul di kalangan mahasiswa Telkom University.
Pemahaman nilai khebinekaan di lingkungan kampus dapat dimulai dari hal hal kecil seperti bermusyawarah untuk mencapai mufakat, menghargai perbedaan pendapat, dan saling tolong menolong. Jika nilai nilai kebhinekaan sudah tertanam didalam jiwa mahasiswa maka kehidupan kampus akan menjadi rukun, damai, Saling menghargai, dan tentram.
Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Bhinneka_Tunggal_Ika
https://www.gramedia.com/literasi/arti-bhinneka-tunggal-ika/