Entri blog oleh EZRA FEBRIANI MANULLANG
Telkom University merupakan salah satu kampus yang banyak diperhatikan khalayak alias masyarakat Indonesia. Bukan hanya unggul dalam akreditasi akademis, namun Telkom University juga menggalakkan program kampus hijau dan berhasil menduduki peringkat ke 9 pada peringkat UI GreenMetric 2022. Saya sebagai mahasiswa sangat menikmati pemandangan taman hijau dan kolam, serta danau buatan di kampus Telkom. Selain itu, di kampus Telkom terdapat banyak sumur produksi, pengolahan kompos, dan lahan serapan air. Namun, menurut saya sebagai kampus hijau, pihak Telkom University belum memanfaatkan sumber energi terbaharui secara signifikan. Padahal kampus Telkom memiliki potensi besar jika memanfaatkan hal tersebut.
1. Panel Surya
Berbeda dengan daerah Bandung Utara atau Lembang, kampus Telkom terletak di daerah Dayeuhkolot dimana lebih sering terpapar cuaca yang panas. Karena itu, di kampus Telkom sangat berpotensi untuk melakukan instalasi panel surya. Meskipun biaya instalasi panel surya cukup mahal, namun produk yang menerapkan konversi energi panas matahari menjadi energi listrik ini pastinya akan membantu mengurangi pengeluaran kampus dalam membayar tagihan listrik yang besar dalam jangka panjang. Menurut saya, hal ini lebih baik dilakukan terlebih dahulu pada asrama mahasiswa dimana penggunaan listriknya tidak teralu besar dibandingkan gedung kampus lainnya (banyak pemakaian ac, lift, dan elektronik lainnya).
2. PLTA
Selama musim hujan, saya sering melihat banyak pengairan air yang mengalir deras. Hal ini dapat digunakan untuk sumber energi listrik, yaitu dengan memanfaatkan energi mekanik (pergerakan aliran) air. Walaupun tidak menghasilkan energi sebesar panel surya, namun energi listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk lampu taman / jalanan kampus pada malam hari.
3.Memperbanyak Tel-U car berbasis sumber tenaga listrik
Tel-U Car atau banyak dikenal mahasiswa Telkom University dengan nama "Tayo" atau "Tuk-tuk" sangat membantu mahasiswa dalam bidang transportasi. Dengan adanya Tel-U Car, mahasiswa tidak perlu lelah berjalan dari parkiran ke gedung studi (TULT dan GKU). Masalah yang dihadapi yaitu jumlah Tel-U Car jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa dikampus (sekitar 34 ribu mahasiswa) sangatlah sedikit sehingga tidak berdampak teralu banyak dan tidak semua mahasiswa dapat merasakan fasilitas tersebut. Apalagi dari 4 Tel-U Car, hanya 1 yang berbasis tenaga listrik. Padahal dengan memanfaatkan sumber tenaga listrik dapat menghindari biaya bahan bakar minyak yang mahal dan tentunya lebih ramah lingkungan. Karena itu, menurut saya penting untuk memperbanyak unit Tel-U Car dengan sumber tenaga listrik.
4.Membuat alat konversi energi listrik dari emisi karbon
Walaupun produk ini masih tergolong baru di kalangan masyarakat Indonesia, namun sebenarnya hal ini sedang dikembangkan di Indonesia. Hal ini pun pasti sangat berguna di lingkungan kampus Telkom karena hampir seluruh warga besar kampus Telkom merupakan pengguna kendaraan bermotor (motor dan mobil). Sehingga hal ini dapat berperan besar dalam penyebab polusi udara dan lingkungan kampus yang terasa lebih panas. Produk ini diketahui memanfaatkan suatu bahan sebagai katode dan anode untuk mengikat CO2 hingga dapat menghasilkan output yaitu energi listrik.
Menurut saya, sebagai pihak yang menggalakkan program kampus hijau, tindakan pemanfaatan sumber energi terbaharukan sangatlah penting. Bukan hanya untuk kebutuhan pihak kampus dan mahasiswa, namun gerakan ini pun penting untuk merubah daerah kampus menjadi ramah lingkungan. Saya harap dosen dan mahasiswa Telkom University dapat bekerja sama untuk mengembangkan dan menciptakan produk sebagai sumber energi dari sumber daya alam yang terbaharukan, sehingga dapat memotivasi masyarakat Indonesia untuk merubah Tanah Air menjadi negara yang lebih hijau dan ramah lingkungan.
Refrensi :
https://mediaindonesia.com/humaniora/61305/konversi-karbon-ke-listrik
https://elektro.umy.ac.id/apa-dan-bagaimana-sistem-kerja-panel-surya/
https://greenmetric.ui.ac.id/